Senin, 17 Juni 2013

BAKTERI PADA MAKANAN

       BAKTERI PADA MAKANAN

Penyakit asal makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme dan disebarkan melalui makanan menurut dua mekanisme berikut :
1.    Mikroorganisme yang terdapat dalam makanan menginfeksi inang sehingga menyebabkan penyakit asal makanan.
2.    Mikroorganisme mengeluarkan eksotoksin (produk toksik bakteri yang disintesis dan disekresikan oleh bakteri hidup) dalam makanan dan menyebabkan keracunan makanan bagi yang memakannya.

BAKTERI PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN

1.    Salmonella sp (Salmonellosis)
Infeksi oleh bakteri genus Salmonella yang disebut Salmonellosis menyerang saluran gastrointestinal yang mencangkup perut, usus halus, dan usus besar.
Setelah mengonsumsi makanan yang tercemar dengan Salmonella sp akan timbul rasa sakit perut yang mendadak dengan diare encer atau berair, kadang-kadang dengan lendir atau darah. Seringkali mual dan muntah, demam dengan suhu 38-39 derajat celcius umum terjadi. Gejala ini ada hubungannya dengan endotoksin tahan panas yang dihasilkan oleh Salmonella.
     Beberapa spesies Salmonella dapat menyebabkan infeksi makanan. Termasuk di dalamnya adalah Salmonella enteritidis var typhimurium dan varietas-varietas lain serta Salmonella choleraesuis. Bakteri ini adalah Gram negatif batang, memiliki flagel, dan tidak membentuk spora. Dapat memfermentasi glukosa tetapi tidak memfermentasi laktosa atau sukrosa.
    
EPIDEMIOLOGI
Terinfeksinya manusia oleh Salmonella hampir selalu disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Makanan yang biasanya tercemar meliputi kue-kue yang mengandung saus susu, daging cincang, sosis unggas, dan telur. Walaupun penularan dari orang sakit dapat mencemari makan dan minuman, sumber Salmonellosis merupakan hewan tingkat rendah. Banyak spesies Salmonella terdapat secara alamiah pada ayam, bebek, binatang pengerat, kucing, anjing, kura-kura, dan banyak lagi hewan lainnya. Unggas peliharaan seringkali menjadi sumber bagi infeksi pada manusia.

DIAGNOSIS
Diagnosis laboratorium yang pasti bagi penyakit ini bergantung pada terisolasinya bakteri penyebabnya dari feses. Bakteri ini harus sama dengan yang diisolasi dari makanan yang dicurigai. Penggunaan media selektif seperti Mac Conkey merupakan prosedur rutin. Identifikasi mikrobanya kemudian dilakukan dengan uji biokimia.

2.    Staphylococcus
Keracunan makanan yang umum terjadi karena termakannya toksin yang dihasilkan oleh galur-galur toksigenik. Staphylococcus adalah organisme yang umumnya terdapat di berbagai bagian tubuh manusia termasuk hidung, tenggorokan, dan kulit. Oleh karena itu mudah untuk memasuki makanan. Organisme ini dapat berasal dari orang yang mengolah makanan yang merupakan penular atau yang menderita infeksi patogenik. Karena merupakan tipe peracunan makanan yang paling umum, dan untungnya lamanya sakit hanya sebentar (8-48 jam).
Gejala akan segera terlihat setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Jumlah enterotoksin yang termakan menentukan waktu timbulnya gejala serta parah tidaknya infeksi tersebut. Pada umumnya akan terdapat gejala mual, pusing, muntah, dan diare muncul 2-6 jam setelah mengonsumsi makanan tercemar itu.
Hanya galur-galur tertentu dari Staphylococcus aureus menghasilkan enterotoksin. Pada umumnya galur ini adalah koagulase positif yaitu mempunyai kemampuan mengkoagulasi plasma darah yang diberi sitrat atau oksalat. Enterotoksin yang dihasilkan panas, tidak berubah walau didihkan selama 30 menit. Dibiarkannya makanan yang tercemar pada suhu kamar selama 8-10 jam, cukup untuk menghasilkan toksin dalam jumlah yang memadai untuk menyebabkan keracunan pada makanan. Walaupun makanan ini disimpan selama berbulan-bulan di almari es, toksinnya tidak akan termusnahkan. Jika dimasak kembali, tidak akan mengurangi toksin tersebut.

EPIDEMIOLOGI
Manusia merupakan sumber terpenting Staphylococcus yang menghasilkan enterotoksin. Pada perjangkitan peracunan makanan oleh Staphylococcus biasanya dapat ditunjukkan bahwa galur Staphylococcus  di dalam makanan yang tercemar itu sama dengan yang ada pada tangan orang yang menangani  makanan tersebut. Makanan yang dapat menunjang pertumbuhan Staphylococcus dengan baik merupakan penyebab penyakit tersebut. Makanan yang pada umumnya ada kaitannya dengan penyakit itu ialah kue-kue yang diisi saus dari telur dan susu, daging olahan seperti ham dan lain-lain. Makanan yang mengandung enterotoksin dalam jumlah yang banyak, biasanya mempunyai penampilan bau dan rasa yang normal.

DIAGNOSA
Diagnosis dapat diperkuat oleh hasil pemeriksaan laboratorium di bawah mikroskop dengan ditemukannya Gram positif coccus dalam jumlah banyak pada preparat pengecatan Gram yang disiapkan dari makanan yang dicurigai. Dapat juga dibuat biakan dari makanan tersebut untuk  melihat ada tidaknya Staphylococcus. Metode untuk menguji enterotoksin didasarkan pada reaksi serologis, seperti teknik difusi gel dan antibodi fluoresens.

3.      Clostridium botulinum (Botulism)
Botulism adalah penyakit yang disebabkan oleh peracunan makanan oleh bakteri. Organisme penyebabnya adalah Clostridium botulinum, yang menghasilkan neurotoksin yang tidak tahan panas. Penyakit ini terjadi karena makan toksin Clostridium botulinum yang terdapat dalam makanan yang diawetkan dengan cara yang kurang sempurna seperti yang dijumpai pada makanan kaleng. Gejala penyakit ini biasanya timbul sekitar 12-48 jam setelah makan makanan yang tercemar. Gejala tersebut meliputi kesulitan berbicara, biji mata melebar, pengelihatan ganda, mulut terasa kering, mual, muntah, dan tidak dapat menelan.
Clostridium botulinum merupakan Gram positif batang yang menghasilkan spora tahan panas. Sporanya membentuk telur, letaknya sub terminal, dan sedikit membengkok sehingga memberikan bentuk menggelembung pada sel. Clostridium botulinum dapat bergerak dengan flagel peritrik dan tidak membentuk kapsul. Yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah tipe A, B, E, dan F.

EPIDEMIOLOGI
     Makanan yang dikaitkan dengan Botulism biasanya adalah makanan yang telah mengalami proses pengolahan untuk tujuan pengawetan seperti pengalengan, pembuatan acar dan pengasapan.

DIAGNOSA
     Cara utama untuk memperkuat diagnosis Botulism di laboratorium ialah menunjukkan adanya toksin Clostridium botulinum dalam serum atau feses penderita atau makanan yang dimakan. Suntikan intraperitoneal akan mengakibatkan hewan mencit mati karena mencit sangat peka dengan toksin tersebut.
4.      Clostridium perfringens
Clostridium perfringens merupakan penyebab keracunan makanan. Penyakit ini disebabkan karena makanan yang tercemari organisme tersebut dan dibiarkan pada temperatur yang menunjang perkecambahan spora dan pertumbuhan vegetatif. Biasanya gejala timbul 8-24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Gejala utamanya yaitu sakit perut dan diare. Clostridium perfringens dibagi menjadi 6 tipe, tipe A sampai tipe F. Berdasarkan pada toksinnya yang secara antigenik berbeda dengan yang dihasilkan setiap galur. Tipe A adalah galur yang menyebabkan peracunan makanan oleh Clostridium perfringens. Organisme ini berbentuk Gram positif batang membentuk spora anaerobik. Peracunan makanan disebabkan oleh sel vegetatif pada waktu membentuk spora si rongga usus.

DIAGNOSA
     Hasil pemeriksaan klinis dan epidemiologis akan ditunjang oleh diagnosis laboratorium bila ditemukan sejumlah besar Clostridium perfringens dalam biakan aerobik makanan yang tercemar. Berhasil diisolasinya organisme yang sama dari makanan yang dicurigai dan dari feses penderita merupakan bukti lain sebagai penunjang.

5.      Vibrio parahemolyticus
Vibrio parahemolyticus adalah suatu bakteri anaerobik fakultatif Gram negatif dan halofilik (suka garam). Merupakan penyebab gastroenteritis akibat mengonsumsi makanan laut. Masa inkubasi peracunan makanan ini adalah 2-48 jam. Gejala utamanya adalah sakit perut, diare, mual, dan muntah. Seringkali disertai sedikit demam dan kedinginan.
Diagnosis laboratoris ditunjukkan terhadap isolasi Vibrio parahemolyticus dari feses atau muntah penderita dari makanan yang dicurigai. Pada umumnya cara pencegahan terbaik adalah penyimpanan makanan dalam lemari es serta pemasakan makanan laut dengan semestinya.



0 komentar:

Posting Komentar