Rabu, 10 April 2013

SALMONELLA SP


KLASIFIKASI
Genus : Salmonella
Species/ spesies : enteric
Subspecies/ Subspesies : enteric
Strain : A str. ATCC 9150
Serovar : Paratypi
Taxonomy : 180835

2. MORFOLOGI
Salmonella paratyphi adalah bagian dari family Enterobacteriaceae, termasuk
dalam motil Gram-negative, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan
terdapat identifikasi serologis antigens somatic dan flagellar.

3. SIKLUS HIDUPNYA
Untuk siklus hidup dari bakteri Salmonella paratyphi tidak diperoleh sumber
informasi yang lengkap sehingga siklus hidup pada bakteri ini tidak dapat
dijelaskan.

4. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
Salmonella paratyphi adalah penyebab demam enteric. Salmonella paratyphi
juga memiliki jangkauan inang yang luas dan beberapa diantaranya menyebabkan
penyakit atau peradangan usus dan penyakit sistemik (menyebabkan demam
Paratyphoid) serta Enterocolitis (Dahulu “Gastroenteritis”).

5. PENYEBARAN
Adapun Penyebaran dari bakteri Salmonella paratyphi ini melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Makanan dan minuman
yang membawa bakteri tersebut masuk kedalam mulut kemudian akan melewati
saluran pencernaan dan akan sampai ke usus. Setelah memasuki dinding usus kecil,
Salmonella paratyphi mulai melakukan penyerangan melalui system limfa ke limfa
yang menyebabkan pembengkakan pada urat dan setelah satu periode
perkembangbiakan bakteri tersebut kemudian menyerang aliran darah. Aliran darah
yang membawa bakteri ini juga akan menyerang liver, kantong empedu, limfa, ginjal,
dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembangbiak dan menyebabkan
infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah mereka
terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bacteremia skunder. Bacteremia
skunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit
klinis.



6. PENULARAN
Salmonella paratyphi terjadi secara sporadis dengan penjangkitan yang
terbatas dan hanya terjadi pada manusia. Bakteri ini menular melalui kontak
langsung maupun tak langsung dengan tinja atau melalui urin pada pasien penderita
namun hal tersebut jarang ditemukan. Media penularan Salmonella paratyphi dapat
juga melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh bakteri tersebut
terutama susu, produk susu maupun perikanan, bisa juga tercemar melalui tangan
kotor ataupun lalat yang mungkin menyebabkan kontaminasi.
Beberapa penularan yang berhubungan dengan ketersediaan air telah
didokumentasikan. Periode inkubasinya antara 1 hingga 3 minggu. Salmonella
paratyphi dikeluarkan melalui tinja dari manusia atau binatang yang terinfeksi.
Kontaminasi tinja dari air tanah atau air permukaan juga air olahan yang tidak layak
dalam pemrosesannya serta air minum yang tak layak untuk dipakai menjadi
penyebab utama timbulnya epidemic air yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi.

7. GEJALA
Salmonella paratyphi menyebabkan demam infeksi bakteri yang di tandai
dengan serangan kasar dilanjutkan dengan demam, rasa tak enak badan, sakit
kepala, susah tidur, pembengkakan limpa, bradycardia, dan munculnya bintik-bintik.
Pada orang dewasa lebih umum terjadi konstipasi dibanding diare, komplikasi
meliputi pelubangan pada usus, penyakit kejiwaan, hepatitis, cholecystitis,
pneumonitis, dan pericarditis. Secara klinis demam paratifoid sama dengan demam
tifoid akan tetapi tingkat kefatalannya lebih rendah. Sedangkan pada Enterocolitis
biasa bisa terjadi tanpa demam enteric yang ditandai dengan sakit kepala, sakit
perut, mual, muntah, diare dan dehidrasi.

8. OBAT YANG DIGUNAKAN
Pengobatan untuk demam paratifoid yang disebabkan oleh Salmonella
paratyphi biasanya menggunakan obat antibiotic namun ada juga pengobatan dengan
cara memberikan Vaksin. Obat yang sering digunakan adalah Ofloxacin (Ofloxacin
oral), chloramphenicol, Trimethoprim - Sulfamethoxazole, Cefotaxime,
Ciprofloxacin, Gentamicin, Ampicillin dan Amikacin. Namun tidak semua obat-obat
antibiotic ini dapat membunuh atau mematikan bakteri Salmonella paratyphi. Hal ini
disebabkan karena bakteri resisten terhadap obat-obat antibiotic tersebut. Jadi
bakteri mampu menunjukkan ketahanannya atau mampu untuk mempertahankan diri
sehingga obat-obat antibiotic tersebut mengalami penurunan kepekaan terhadap
bakteri Salmonella paratyphi. Sehingga obat-obat antibiotic tersebut tidak dapat
bekerja secara maksimal dan tidak dapat membunuh bakteri Salmonella paratyphi
karena aktiivitas obat antibiotic tersebut dihambat terlebih dahulu oleh bakteri.

9. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Bacteria Genomes – SALMONELLA PARATYPHI, http://www.ebi.ac.uk,di
akses tanggal 18 Maret 2008
Johnson,Arthur G.,dkk, 1994, Mikrobiologi dan Imunologi, 68-70, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta
Jawetz E.,dkk, 1995, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan edisi 16, 299-303,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Maskey, Ashish P., Salmonella enteric Serovar Paratyphi A dan S. enterica
Serovar Typhi Menyebabkan Gejala Yang Tak Bisa Dikenali di
Kathmandu, Nepal, http://journal.shouxi.net, di akses tanggal 18 Maret
2008


sumber : Diambil dari karya tulis Lia Wardani dari Fakultas Farmasi : Universitas Sanata Dharma

1 komentar:

  1. terimakasih nih pembahasannya...

    http://tokoonlineobat.com/obat-demam-tifoid-alami/

    BalasHapus