|
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam tubuh
manusia terdapat larutan penyangga atau biasa disebut larutan buffer. Terdapat
berbagai macam buffer dalam tubuh. Letak buffer dalam tubuh tersebut tidak sama. Ada yang terdapat dalam darah,
ginjal, lambung dan juga mulut.
Buffer adalah
larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau garam dengan basa
lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk
mempertahankan pH jika ke dalam larutan ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal
ini disebabkan larutan penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi.
Saliva adalah
suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau
kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur).
Buffer saliva
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH saliva supaya tetap konstan.
Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH
lesi karies dengan plak gigi. Makin rendah pH saliva, maka karies akan cenderung
semakin meningkat. Pada lesi karies yang dalam, dijumpai pH lebih rendah
dibanding dengan lesi karies yang dangkal yang pH nya mendekati pH saliva.
B. TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengetahui
definisi buffer saliva dalam mulut
2. Mengetahui
jenis buffer yang terdapat dalam saliva
3. Mengetahui
mekanisme saliva sebagai buffer
|
PEMBAHASAN
A. Buffer Saliva
Buffer adalah suatu larutan yang terdiri atas dua atau
lebih senyawa kimia yang dapat mencegah timbulnya perubahan yang besar pada
konsentrasi ion hidrogen bila pada suatu larutan tersebut ditambahkan suatu
asam atau basa.
Saliva adalah
suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau
kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur).
Saliva memiliki
komposisi utama adalah air sebesar 98%. Dalam saliva juga terdapat komponen
lain. Komponen saliva dapat dibedakan atas komponen organik dan komponen
anorganik. Komponen organik saliva terdiri dari amilase, imunoglobulin, mukus,
gikoprotein, lisozim, sistem peroksidase, laktoferin, laktoperoksidase dan
gustin. Sedangkan komponen anorganik dalam saliva adalah ion kalsium, magnesium,
fluorida, bikarbonat, kalium, natrium, klorida dan amonium. Selain itu terdapat
gas karbondioksida, nitrogen dan oksigen.
Bikarbonat
adalah ion buffer yang terpenting dalam saliva. Konsentrasi bikarbonat pada
kelebihan parotis dan submandibular meningkat dengan meningkatnya aliran
saliva.
Reaksi
:
Buffer saliva
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH saliva supaya tetap konstan.
Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH
lesi karies dengan plak gigi. Makin rendah pH saliva, maka karies akan
cenderung semakin meningkat. Pada lesi karies yang dalam, dijumpai pH lebih
rendah dibanding dengan lesi karies yang dangkal yang pH nya mendekati pH
saliva.
Susunan
kualitatif dan kuantitatif elektrolit dalam saliva menentukan pH dan kapasitas
buffer saliva. Derajat keasaman saliva tergantung pada perbandingan asam dan
konjugasi basanya. Derajat keasaman saliva akan menurun menjadi 4-5 dalam waktu
3-5 menit setelah berkumur – kumur dengan substrat yang cocok dan setelah satu
jam akan kembali ke keadaan semula yaitu 6-7.
Komponen yang
berperan serta sebagai buffer pada saliva adalah fosfat, urea, protein dan
bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen yang paling besar fungsinya sebagai
buffer dalam saliva karena sifatnya yang mudah untuk berikatan dengan hidrogen.
Fosfat yang berperan untuk beberapa tingkatan dalam buffer saliva pada keadaan
volume saliva yang rendah. Sedangkan protein merupakan komponen yang paling
sedikit peran sertanya sebagai buffer. Fosfat sulit mengikat asam, sedangkan
bikarbonat merupakan komponen yang paling mudah mengikat asam.
Reaksi
:
H2O + CO2 →
HCO3- + H+
Derajat keasaman
dan kapasitas buffer diperkirakan disebabkan oleh susunan bikarbonat yang
meningkat sesuai dengan kecepatan sekresi. Hal ini dapat diartikan bahwa pH dan
kapasitas buffer saliva meningkat sesuai dengan kenaikan laju kecepatan sekresi
saliva. Bagian-bagian saliva lainnya seperti fosfat (terutama HPO42-)
dan protein, hanya merupakan tambahan sekunder pada kapasitas buffer. Ureum
pada saliva dapat digunakan oleh mikroorganisme pada rongga mulut dan
menghasilkan pembentukan amonia. Amonia tersebut akan menetralkan hasil akhir
asam metabolisme bakteri, sehingga pH menjadi lebih tinggi.
B. Macam – macam buffer dalam saliva
1. Buffer bikarbonat
Buffer bikarbonat yang khas terdiri atas campuran asam
karbonat (H2CO3) dan natrium bicarbonat (NaHCO3)
dalam larutan yang sama. Asam karbonat sebenarnya merupakan asam yang sangat
lemah karena dua alasan : Pertama, dibandingkan dengan asam – asam lainnya
derajat disosiasinya menjadi ion hidrogen dan ion bicarbonat adalah rendah.
Kedua, kira – kira 399 bagian dari 400 asam karbonat yang terdapat dalam
larutan itu sebagian besar akan segera berdisosiasi menjadi karbondioksida dan
air, sehingga sisa larutan itu merupakan larutan karbondioksida yang
konsentrasinya tinggi namun hanya mengandung asam dengan konsentrasi rendah.
(Guyton, 2012)
Bila larutan buffer yang
mengandung garam bikarbonat, ditambahkan asam yang kuat seperti asam
hidroklorida maka akan terjadi reaksi berikut ini :
HCl + NaHCO3 →
H2CO3 + NaCl
Dari persamaan ini terlihat bahwa asam hidroklorida
yang kuat akan diubah menjadi asam karbonat yang sangat lemah. Oleh karena itu,
penambahan HCl diatas hanya akan sedikit merendahkan pH larutan.
Sebaliknya, bila pada
larutan buffer yang mengandung asam karbonat ditambahkan basa kuat seperti
natrium hidroksida maka akan terjadi reaksi berikut ini :
NaOH + H2CO3
→ NaHCO3 + H2O
Persamaan ini menunjukkan ion hidroksil yang ada dalam
natrium hidroksida itu akan berikatan dengan ion hidrogen yang berasal dari
asam karbonat untuk membentuk air dan bahan lainnya yaitu natrium bikarbonat.
Hasil akhirnya adalah berubahnya basa kuat NaOH menjadi basa lemah NaHCO3.
2.
Buffer
fosfat
Cara
kerja sistem dapar fosfat hampir identik dengan sistem dapar bikarbonat, namun
sistem ini terdiri atas dua elemen berikut: H2PO4-
dan HPO42-. Bila pada campuran yang mengandung kedua bahan
ini ditambahkan asam kuat, misalnya asam hidroklorida, maka akan terjadi reaksi
berikut:
HCI
+ Na2HPO4 → NaH2PO4 + NaCl
Hasil
akhir dari reaksi ini adalah asam hidrokloridanya akan dipindahkan, dan pada
tempatnya akan ditambahkan sejumlah NaH2PO4 yang
terbentuk. NaH2PO4 sebenarnya hanya merupakan asam lemah,
sehingga asam kuat yang ditambahkan tadi akan diubah menjadi asam yang sangat
lemah, dan pHnya relatif akan berubah sedikit.
Sebaliknya,
bila pada sistem dapar ditambahkan asam yang kuat, maka akan terjadi reaksi
berikut:
NaOH + NaH2PO4
→ Na2HPO4 + H2O
Pada reaksi ini natrium hidroksida akan
terurai menjadi air dan Na2HPO4.
Jadi, bila pada basa Na2HPO4 yang sangat lemah itu
ditambahkan basa yang sangat kuat, maka pH hanya sedikit bergeser ke arah sisi
alkali.
Lihatlah sistem bufer fosfat sebagai
contoh. Sistem bufer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-)
yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4-)
yang merupakan penerima hidrogen basa. Kedua-duanya ion tersebut berada dalam
keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikut:
3.
Buffer
protein
Buffer tubuh yang paling banyak adalah protein sel dan
plasma. Metode sistem buffer protein bekerja adalah tepat sama seperti kerja
system buffer bikarbonat. Suatu protein terdiri dari asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida, tetapi beberapa macam asam
amino mempunyai ujung – ujung asam bebas yang berfungsi sebagai asam basa lemah
dalam berbagai sistem buffer (Guyton, 2012)
Bisa ditulis
reaksi seperti berikut ini :
H3N+ − CH2
– COOH ↔ H3N+ − CH2 – COO- ↔ H2N−
CH2− COO-
4.
Buffer
urea
Urea
dalam saliva dapat menyangga dan menurunkan pH yang terjadi saat bakteri plak
sedang memetabolisme gula. Kapasitas bufer dan pH saliva erat hubungannya
dengan kecepatan sekresinya. Peningkatan kecepatan sekresi saliva mengakibatkan
naiknya kadar natrium dan bikarbonat saliva, sehingga kapasitas buffer saliva
pun meningkat. Peningkatan kapasitas buffer dapat melindungi mukosa rongga
mulut dari asam yang terdapat pada makanan saat muntah. Selain itu, penurunan
pH plak sebagai akibat ulah organisme akan dihambat (Kidd and Bechal, 1987).
Sistem buffer saliva membantu mempertahankan pH rongga mulut sekitar 7,0
(Ganong, 1995).
Diet protein akan menyebabkan kandungan
urea dalam saliva tinggi, sehingga memberi efek sifat basa dan pH ini bukan
merupakan pH kritis yang dapat menyebabkan terjadinya proses karies gigi,
ataupun memperparah karies gigi yang sudah terjadi, karena yang diukur adalah
pH saliva secara keseluruhan, yang merupakan produksi kelenjar saliva mayor,
minor, cairan krevicular gingiva, dan komponen-komponen plak.
C. Derajat
Keasaman saliva pada keadaan istirahat
Derajat Keasaman
saliva total yang tidak dirangsang biasanya bersifat asam, bervariasi dari 6,4
– 6,9. Konsentrasi bikarbonat pada saliva istirahat bersifat rendah, sehingga
suplay bikarbonat kepada kapasitas buffer saliva paling tinggi hanya mencapai
50 %, sedangkan pada saliva yang dirangsang dapat menyuplay sampai 85%.
Perhitungan
:
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH saliva
Derajat
keasaman (pH)
dan kapasitas buffer saliva dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh irama cyrcadian, diet dan rangsangan terhadap kecepatan sekresi
saliva.
a.
Irama cyrcadian
Irama cyrcadian
mempengaruhi pH dan kapasitas buffer saliva. Pada keadaan istirahat atau segera
setelah bangun, pH saliva meningkat dan kemudian turun kembali dengan cepat.
Pada seperempat jam setelah makan (stimulasi mekanik), pH saliva juga tinggi
dan turun kembali dalam waktu 30 – 60 menit kemudian. pH saliva agak meningkat
sampai malam, dan setelah itu turun kembali.
b. Diet
Diet juga mempengaruhi
kapasitas buffer saliva. Diet kaya karbohidrat dapat menurunkan kapasitas
buffer saliva, sedangkan diet kaya serat dan diet kaya protein mempunyai efek
meningkatkan buffer saliva. Diet kaya karbohidrat meningkatkan metabolisme
produksi asam oleh bakteri – bakteri mulut, sedangkan protein sebagai sumber
makanan bakteri, meningkatkan sekresi zat-zat basa seperti amonia.
|
KESIMPULAN
Larutan penyangga, larutan dapar
atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH
tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang
khas dari larutan penyangga ini adalah pH nya hanya berubah sedikit dengan pemberian
sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari
asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya. Reaksi antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam basa konjugasi.
Larutan
penyangga atau larutan buffer merupakan larutan yang berfungsi menjaga kestabilan
pH. Salah satunya adalah saliva sebagai buffer di dalam mulut. Saliva menjaga
derajat keasaman di dalam mulut agar tetap sesuai dengan yang dibutuhkan.
Di dalam saliva terdapat
berbagai komponen ang berfungsi sebagai buffer antara lain : fosfat, bikarbonat,
protein dan urea.
Bikarbonat
merupakan komponen yang paling besar fungsinya sebagai buffer dalam saliva
karena sifatnya yang mudah untuk berikatan dengan hidrogen. Mekanisme yang terjadi adalah
antara komponen buffer dan uap air (H2O).
|
·
Zulfikar. 2010 . LarutanPenyangga atau Buffer .Di ambil dari <http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/>diunduh
pada 31 Oktober 2012 pukul 13.00
·
I Putu Arya Ramadhan.2011.Mekanisme Proses Karies.Di ambil dari
<http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2011/10/22/mekanisme-proses-karies/>diunduh pada 31 Oktober 2012 pukul 13.00.
·
Dentist_zazie.2009.Pencegahan Penyakit Karies Gigi dan Penyakit
Periodontal. Di ambil dari <http://zazimario.blogspot.com/2009/06/pencegahan-penyakit-karies-gigi-dan.html>diunduhpada 31 Oktober 2012 pukul 13.05.
·
Mieke.2008.Pengertian dan Fungsi Saliva.Di ambil
dari <http://m13ke.wordpress.com/2008/11/25/pengertian-dan-fungsi-saliva/> diunduh pada 31 Oktober 2012 pukul 13.09.
0 komentar:
Posting Komentar